Ternyata mafia buku itu tidak hanya menimpa para calon penulis tetapi
juga penerbit Indie pernah tertipu oleh pembeli buku yang menjadi mafia buku,
hal itu pernah menimpa saudara Dani Ardiansyah pemilik penerbit indie www.pro.indie-publishing.com buku berharga ratusan juta raib dia ambil
pembeli tanpa membayar.
Walaupun kasus ini sudah lama dan tak ada kaitannya dengan kasus
Penerbit Inzpirazone tapi saya posting untuk kemaslahatan kita semua agar tidak
mudah percaya pada penerbit abal-abal, apalagi mengirim naskah kita via email
jika orang yang anda kirimkan tak dikenal.
Cerita ini saya kutip dari catatan Dani Ardiansyah di Facebook dan
mungkin bisa menjadi renungan, mawas diri dan waspada terhadap jaringan mafia
buku di Indonesia.
MAFIA PENERBITAN BUKU; Kronologis
oleh Dani
Ardiansyah pada 02 April 2011 jam 2:11
Bismillahirrohmanirrohim..
dengan niat baik, saya tulis catatan ini :)
Sekitar 2
pekan yang lalu, kira-kira hari kamis tanggal 24 Maret, saya menerima telepon
dari nomor tidak dikenal. Seorang Bapak yang mengaku bernama Djasria Suryono.
Kepentingannya adalah dalam rangka membeli buku Islam Liberal 101 yang
diterbitkan oleh IndiePublishing. Tidak tanggung-tanggung, dia meminta 75
eksemplar buku sekaligus. Sebagai penerbit yang baru saja 'bergeliat', saya
senang sekali mendapatkan purchasing order dalam jumlah yang banyak. Saya
sempat bertanya apakah dia pemilik toko buku, distributor atau penjual buku
eceran? Saat itu dia mengaku bahwa buku yang dipesannya akan dikirim ke
Lampung, untuk dijual dalam sebuah acara bazar. Dan dia menjanjikan akan membayar
cash pada saat buku diterimanya. Tanpa berpikir macam-macam, saya menyetujui
transaksi tersebut, dan sepakat bertemu di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat.
Juma'at
25 Maret 2011
Saya
sampai di stasiun Gondangdia dan menerima 80 buku dari Saudara Akmal Sjafril,
penulis buku Islam Liberal 101. Bahkan kami sempat berbincang-bincang sambil
menunggu kedatangan si pembeli yang konon akan datang sekitar jam 10. Karena
Akmal harus ngantor, maka tinggal saya yang menunggu di sana. Setelah lebih
dari pukul 10, saya menghubungi si Pak Djasria. Sayangnya, saat itu dia mengaku
masih ngawas ujian, (saya langsung berasumsi dia adalah seorang guru), dan baru
selesai sekitar pukul 11 siang. Untuk efektifitas, saya berinisiatif
mengantarkan saja bukunya langsung ke lokasi dia berada yang ternyata jauh dari
stasiun Gondangdia. Yaitu di daerah Johar Baru, Jakarta Pusat. Bukan Jln. Johar
yang ada di dekat stasiun Gondangdia. Dengan berpatokan alamat yang dikirimkan
lewat SMS : DJASRIARA. S JLN. MARDANI RAYA GANG SWADAYA No. 27 RT.006 RW.01
KEL. JOHAR BARU, JAKARTA PUSAT. Meluncurlah saya ke sana. Meski kesulitan
menemukan alamat tersebut, akhirnya saya sampai di sana. Tepat di mulut gang.
Saya coba telpon kembali orang tersebut. Dengan alasan yang sama (mengawas
ujian) dia memberikan alternatif meetpoint baru: Pasar Johar Baru, di depan
Orangemart. Meski dongkol, saya menuju ke sana. 15 menit menunggu, akhirnya dia
datang berboncengan motor. Seorang bapak dengan kisaran usia 45 tahun, rahang
kiri/kanan lebih menonjol, tinggi sekitar 155 cm, berkaca mata, kemeja putih
bergaris, celana bahan. Tipikal guru tsanawiyah (dalam pandangan saya).
Bersalaman,
basa-basi, dan mulailah transaksi. Dengan alasan terburu-buru, dia mengatakan
tidak sempat membawa uang cash. Dan berjanji akan mentransfer uang setelah
shalat jum'at. Sungguh, meski berat dan bayangan effort jika saya membawa
kembali 80 eksemplar buku tersebut, serta khusnudzon padanya, saya membiarkan
dia membawa 80 eksemplar buku senilai hampir 3 juta tersebut, hanya dengan jaminan
foto copy KTP, dan sumpah Wallahi (demi Alloh), bahwa dia akan melaksanakan
kewajibannya ba'da jum'at nanti. KEBODOHAN BISNIS pun dimulai. Saya percaya,
dan tawakal.
Jama'ah
Jum'at pun sudah bubar, hingga Ashar. Angka di rekening tak berubah. Saya coba
telpon, alasannya ba'ada jum'at tadi dia kirim tunai kliring via bank
Mua'amalat ke BCA, dan baru akan sampai esok hari. Baiklah... saya masih belum
sadar dengan tipu dayanya.
Sabtu, 26
Maret 2011.
Tak ada
uang yang masuk ke rekening. Dan ketika saya telpon, alasannya dia lupa kalau
hari sabtu tidak ada kliring, baru akan masuk hari Senin.
Senin, 28
Maret 2011.
Masih tak
ada perubahan, dan sekarang alasannya adalah bahwa waktu hari Jum'at itu dia
setor menggunakan giro, dan gironya bermasalah, sehingga ditolak oleh bank, dan
sudah dia perbaiki, dan uangnya akan masuk besok. Begitu seterusnya, begitu
seterusnya. Habis sudah kesabaran saya. Seperti orang yang baru tersadar sudah
dipermainkan, saya hanya mampu berteriak lewat telpon. Di seberang sana, dia
dengan akal liciknya mungkin tertawa tenang, dan menyiapkan beribu alasan
lainnya untuk mengelabui saya.
Seminggu
lebih kami meneror si pencuri dengan sms tagihan berkali-kali. Tapi hanya janji
busuk yang dia berikan. Di internet, saya mencoba mencari jejak-jejaknya.
Nihil. Lalu melalui pesan masal di sebuah grup facebook yang saya kelola, saya
mengirimkan informasi ke lebih dari 1000 members grup tersebut. Gayung
bersambut, seseorang dari sebuah penerbitan buku menghubungi saya, dan
menyampaikan bahwa mereka pun sedang mencari orang yang saya maksud, dengan
kasus yang sama. Dan beberapa orang lagi merespon dengan mengirimkan pesan
terkait kasus serupa, dengan tersangka yang sama.
Duaar..!
Sadarlah saya bahwa telah menjadi korban penipuan si penjahat buruk rupa
tersebut. Dengan kata kunci "penipuan
kepada penerbit" saya mencoba menelusuri lewat mesin pencari
google, hingga sampai pada satu diskusi di sebuah milist : http://yhoo.it/ecaohJ
Benarlah,
si buruk rupa pencuri dan penipu itu adalah penjahat lama. Modus operandi yang
tampak innocent, berhasil mengelabui banyak penerbit. Indie-Publishing.com
salah satunya. Meski sudah rela pada angka nominal, saya masih bersemangat
untuk memberinya ganjaran setimpal. Bukan balas dendam! Tapi menyingkirkan
kuman dan penyakit agar dunia penerbitan yang bergeliat lesu di Indonesia,
tidak bertambah susah oleh laku bejadnya.
Untuk
rekan-rekan yang pernah mengalami hal serupa, mari kita laporkan perbuatan
setan yang satu ini ke pihak berwenang. Mari menghimpun kekuatan. Saya bisa
dihubungi di nomor 085694771764, atau chating di cs_indiepublishing.
Terima
kasih.
Dani Ardiansyah
Ini adalah scan foto copy KTP SETAN yang saya maksud (Entah asli
atau palsu). Terakhir, SETAN buruk rupa ini bisa dihubungi di nomor :
081284374250. Untuk penegak hukum yang membaca notes ini, mungkin bisa langsung
mengambil tindakan jika anda tidak ingin dikatakan makan gaji buta. Saya siap
menjadi saksi kejahatan ini.
Saya juga
berhasil mengambil kutipan dari yahoogroups.com tentang salah penerbit indie
Gerbang Publishing, mau lihat info dan komentar para penerbit indie dan penulis
dalam kasus yang menimpa Gebang Publishing ini bisa dibaca disini http://groups.yahoo.com/group/pasarbuku/message/77954
Penipuan: Modus Biasa Bagi Penerbit Baru
kasus ini
juga menimpa penerbitan kami Gerbang Publishing pelakunya sama Djasria Suryono,
kronologinya pada pertengahan bulan maret 2011 saya menerima sms kalau dia mau
memesan buku sekitar 80 awal mulanya saya tidak menyetujui permintaannya
setelah berdiskusi dengan pimpinan, mempertimbangan kami sebagai penerbit baru
akhirnya kami menyetujui dengan kesepakatan pembayaran akan dilakukan dua hari
setelah buku diterima, ketika saya mengirim buku ke alamat rumah Jl. Mardani
Raya gang swadaya No.27 RT.006/01 kampung rawa johar baru jakpus, tapi didalam
perjalanan saya mendapat sms kalau dia tidak bisa ditemui di rumahnya melainkan
mengajak bertemu di depan rumah sakit islam cemapka putih dengan alasan orang
tuanya masuk rumah sakit, setelah 2 hari saya menagih pembayaran dia bilang
akan mentransfer melalui kliring dari bank muamalat pada hari itu juga
kebetulan hari jum'at jadi saya pikir dana akan masuk sekitar hari senin,
celakanya hari sabtu saya mendapat sms lagi kalau dia butuh buku sekitar 100
yang akan dimabil dia sendiri, dengan alasan posisi dia masih dilampung
akhirnya hari minggu anak buah dia datang kekantor kami,di hari senin pembayaran
yang ditransfer ternyata belum masuk juga, akhirnya saya kontak dia kembali
dijanjikan hari rabu tapi sampai sekarang hanya janji2 belaka,kerugian kami
sekitar 8jtan, saya berharap rekan yang pernah mengalaminya bisa bersama-sama
melaporkan ke pihak polisi, mungkin ada saran dari rekan-rekan yang lain..?
Jadi intinya baik penulis maupun para penerbit indie yang baru semua
pernah tertipu oleh para MAFIA BUKU. Karena kasus dari saudara Ady Azzumar Maher
Zain ini bisa merusak reputasi para penerbit
indie yang lain dan kepercayaan publik terhadap penerbitan Self Publishing bisa
luntur hanya gara-gara nila setitik maka akan merusak penerbit indie secara
keseluruhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar