Sabtu, 07 April 2012

MAFIA BUKU INDONESIA


Ternyata mafia buku itu tidak hanya menimpa para calon penulis tetapi juga penerbit Indie pernah tertipu oleh pembeli buku yang menjadi mafia buku, hal itu pernah menimpa saudara Dani Ardiansyah pemilik penerbit indie www.pro.indie-publishing.com buku berharga ratusan juta raib dia ambil pembeli tanpa membayar.

Walaupun kasus ini sudah lama dan tak ada kaitannya dengan kasus Penerbit Inzpirazone tapi saya posting untuk kemaslahatan kita semua agar tidak mudah percaya pada penerbit abal-abal, apalagi mengirim naskah kita via email jika orang yang anda kirimkan tak dikenal.

Cerita ini saya kutip dari catatan Dani Ardiansyah di Facebook dan mungkin bisa menjadi renungan, mawas diri dan waspada terhadap jaringan mafia buku di Indonesia.

MAFIA PENERBITAN BUKU; Kronologis
oleh Dani Ardiansyah pada 02 April 2011 jam 2:11
Bismillahirrohmanirrohim..
dengan niat baik, saya tulis catatan ini :)

Sekitar 2 pekan yang lalu, kira-kira hari kamis tanggal 24 Maret, saya menerima telepon dari nomor tidak dikenal. Seorang Bapak yang mengaku bernama Djasria Suryono. Kepentingannya adalah dalam rangka membeli buku Islam Liberal 101 yang diterbitkan oleh IndiePublishing. Tidak tanggung-tanggung, dia meminta 75 eksemplar buku sekaligus. Sebagai penerbit yang baru saja 'bergeliat', saya senang sekali mendapatkan purchasing order dalam jumlah yang banyak. Saya sempat bertanya apakah dia pemilik toko buku, distributor atau penjual buku eceran? Saat itu dia mengaku bahwa buku yang dipesannya akan dikirim ke Lampung, untuk dijual dalam sebuah acara bazar. Dan dia menjanjikan akan membayar cash pada saat buku diterimanya. Tanpa berpikir macam-macam, saya menyetujui transaksi tersebut, dan sepakat bertemu di Stasiun Gondangdia, Jakarta Pusat.

Juma'at 25 Maret 2011

Saya sampai di stasiun Gondangdia dan menerima 80 buku dari Saudara Akmal Sjafril, penulis buku Islam Liberal 101. Bahkan kami sempat berbincang-bincang sambil menunggu kedatangan si pembeli yang konon akan datang sekitar jam 10. Karena Akmal harus ngantor, maka tinggal saya yang menunggu di sana. Setelah lebih dari pukul 10, saya menghubungi si Pak Djasria. Sayangnya, saat itu dia mengaku masih ngawas ujian, (saya langsung berasumsi dia adalah seorang guru), dan baru selesai sekitar pukul 11 siang. Untuk efektifitas, saya berinisiatif mengantarkan saja bukunya langsung ke lokasi dia berada yang ternyata jauh dari stasiun Gondangdia. Yaitu di daerah Johar Baru, Jakarta Pusat. Bukan Jln. Johar yang ada di dekat stasiun Gondangdia. Dengan berpatokan alamat yang dikirimkan lewat SMS : DJASRIARA. S JLN. MARDANI RAYA GANG SWADAYA No. 27 RT.006 RW.01 KEL. JOHAR BARU, JAKARTA PUSAT. Meluncurlah saya ke sana. Meski kesulitan menemukan alamat tersebut, akhirnya saya sampai di sana. Tepat di mulut gang. Saya coba telpon kembali orang tersebut. Dengan alasan yang sama (mengawas ujian) dia memberikan alternatif meetpoint baru: Pasar Johar Baru, di depan Orangemart. Meski dongkol, saya menuju ke sana. 15 menit menunggu, akhirnya dia datang berboncengan motor. Seorang bapak dengan kisaran usia 45 tahun, rahang kiri/kanan lebih menonjol, tinggi sekitar 155 cm, berkaca mata, kemeja putih bergaris, celana bahan. Tipikal guru tsanawiyah (dalam pandangan saya).

Bersalaman, basa-basi, dan mulailah transaksi. Dengan alasan terburu-buru, dia mengatakan tidak sempat membawa uang cash. Dan berjanji akan mentransfer uang setelah shalat jum'at. Sungguh, meski berat dan bayangan effort jika saya membawa kembali 80 eksemplar buku tersebut, serta khusnudzon padanya, saya membiarkan dia membawa 80 eksemplar buku senilai hampir 3 juta tersebut, hanya dengan jaminan foto copy KTP, dan sumpah Wallahi (demi Alloh), bahwa dia akan melaksanakan kewajibannya ba'da jum'at nanti. KEBODOHAN BISNIS pun dimulai. Saya percaya, dan tawakal.

Jama'ah Jum'at pun sudah bubar, hingga Ashar. Angka di rekening tak berubah. Saya coba telpon, alasannya ba'ada jum'at tadi dia kirim tunai kliring via bank Mua'amalat ke BCA, dan baru akan sampai esok hari. Baiklah... saya masih belum sadar dengan tipu dayanya.

Sabtu, 26 Maret 2011.

Tak ada uang yang masuk ke rekening. Dan ketika saya telpon, alasannya dia lupa kalau hari sabtu tidak ada kliring, baru akan masuk hari Senin.

Senin, 28 Maret 2011.

Masih tak ada perubahan, dan sekarang alasannya adalah bahwa waktu hari Jum'at itu dia setor menggunakan giro, dan gironya bermasalah, sehingga ditolak oleh bank, dan sudah dia perbaiki, dan uangnya akan masuk besok. Begitu seterusnya, begitu seterusnya. Habis sudah kesabaran saya. Seperti orang yang baru tersadar sudah dipermainkan, saya hanya mampu berteriak lewat telpon. Di seberang sana, dia dengan akal liciknya mungkin tertawa tenang, dan menyiapkan beribu alasan lainnya untuk mengelabui saya.

Seminggu lebih kami meneror si pencuri dengan sms tagihan berkali-kali. Tapi hanya janji busuk yang dia berikan. Di internet, saya mencoba mencari jejak-jejaknya. Nihil. Lalu melalui pesan masal di sebuah grup facebook yang saya kelola, saya mengirimkan informasi ke lebih dari 1000 members grup tersebut. Gayung bersambut, seseorang dari sebuah penerbitan buku menghubungi saya, dan menyampaikan bahwa mereka pun sedang mencari orang yang saya maksud, dengan kasus yang sama. Dan beberapa orang lagi merespon dengan mengirimkan pesan terkait kasus serupa, dengan tersangka yang sama.

Duaar..! Sadarlah saya bahwa telah menjadi korban penipuan si penjahat buruk rupa tersebut. Dengan kata kunci "penipuan  kepada penerbit" saya mencoba menelusuri lewat mesin pencari google, hingga sampai pada satu diskusi di sebuah milist : http://yhoo.it/ecaohJ

Benarlah, si buruk rupa pencuri dan penipu itu adalah penjahat lama. Modus operandi yang tampak innocent, berhasil mengelabui banyak penerbit. Indie-Publishing.com salah satunya. Meski sudah rela pada angka nominal, saya masih bersemangat untuk memberinya ganjaran setimpal. Bukan balas dendam! Tapi menyingkirkan kuman dan penyakit agar dunia penerbitan yang bergeliat lesu di Indonesia, tidak bertambah susah oleh laku bejadnya.

Untuk rekan-rekan yang pernah mengalami hal serupa, mari kita laporkan perbuatan setan yang satu ini ke pihak berwenang. Mari menghimpun kekuatan. Saya bisa dihubungi di nomor 085694771764, atau chating di cs_indiepublishing.

Terima kasih.

Dani Ardiansyah


Ini adalah scan foto copy KTP SETAN yang saya maksud (Entah asli atau palsu). Terakhir, SETAN buruk rupa ini bisa dihubungi di nomor : 081284374250. Untuk penegak hukum yang membaca notes ini, mungkin bisa langsung mengambil tindakan jika anda tidak ingin dikatakan makan gaji buta. Saya siap menjadi saksi kejahatan ini.


Saya juga berhasil mengambil kutipan dari yahoogroups.com tentang salah penerbit indie Gerbang Publishing, mau lihat info dan komentar para penerbit indie dan penulis dalam kasus yang menimpa Gebang Publishing ini bisa dibaca disini http://groups.yahoo.com/group/pasarbuku/message/77954

Penipuan: Modus Biasa Bagi Penerbit Baru

kasus ini juga menimpa penerbitan kami Gerbang Publishing pelakunya sama Djasria Suryono, kronologinya pada pertengahan bulan maret 2011 saya menerima sms kalau dia mau memesan buku sekitar 80 awal mulanya saya tidak menyetujui permintaannya setelah berdiskusi dengan pimpinan, mempertimbangan kami sebagai penerbit baru akhirnya kami menyetujui dengan kesepakatan pembayaran akan dilakukan dua hari setelah buku diterima, ketika saya mengirim buku ke alamat rumah Jl. Mardani Raya gang swadaya No.27 RT.006/01 kampung rawa johar baru jakpus, tapi didalam perjalanan saya mendapat sms kalau dia tidak bisa ditemui di rumahnya melainkan mengajak bertemu di depan rumah sakit islam cemapka putih dengan alasan orang tuanya masuk rumah sakit, setelah 2 hari saya menagih pembayaran dia bilang akan mentransfer melalui kliring dari bank muamalat pada hari itu juga kebetulan hari jum'at jadi saya pikir dana akan masuk sekitar hari senin, celakanya hari sabtu saya mendapat sms lagi kalau dia butuh buku sekitar 100 yang akan dimabil dia sendiri, dengan alasan posisi dia masih dilampung akhirnya hari minggu anak buah dia datang kekantor kami,di hari senin pembayaran yang ditransfer ternyata belum masuk juga, akhirnya saya kontak dia kembali dijanjikan hari rabu tapi sampai sekarang hanya janji2 belaka,kerugian kami sekitar 8jtan, saya berharap rekan yang pernah mengalaminya bisa bersama-sama melaporkan ke pihak polisi, mungkin ada saran dari rekan-rekan yang lain..?

Jadi intinya baik penulis maupun para penerbit indie yang baru semua pernah tertipu oleh para MAFIA BUKU. Karena kasus dari saudara Ady Azzumar Maher Zain ini bisa merusak reputasi para penerbit indie yang lain dan kepercayaan publik terhadap penerbitan Self Publishing bisa luntur hanya gara-gara nila setitik maka akan merusak penerbit indie secara keseluruhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar